LINGKUP PROMKES DALAM PRAKTEK KEBIDANAN MENURUT
SASARAN PADA IBU NIFAS
I.
PROMOSI
KESEHATAN
Promosi
Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimaldidefinisikan
sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan
intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,namun berkaitan
dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat.
Upaya
kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif sangat penting untuk
mengurangi AKI, AKA dan AKB. Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil merupakan
upaya kesehatan yang pari purna dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), dimulai sejak awal kehamilan
sampai dekat persalinan, deteruskan oleh upaya penyembuhan (kuratif) sebagai
pertolongan persalinan yang memadai seswuia dengan tingkat resikonya, dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas, laktasi / pemberian ASI
dan Keluarga Berencana. Upaya pemeliharaan kesehatan ibu hamil dilakukan
berbasis keluarga, sejak awal kepada suami dan keluarga perlu diberikan
informasi mengenai kondisi ibu hamil.
Lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan menurut sasarannya :
1. Bayi.
2. Anak balita
3. Remaja
4. Ibu hamil
5. Ibu bersalin
6. Ibu nifas
7. Ibu menyusui
8. PUS/WUS
9. Klimakterium/ menopause.
Lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan menurut sasarannya :
1. Bayi.
2. Anak balita
3. Remaja
4. Ibu hamil
5. Ibu bersalin
6. Ibu nifas
7. Ibu menyusui
8. PUS/WUS
9. Klimakterium/ menopause.
II. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP IBU
NIFAS
Lingkup promosi
kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi,
kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam nifas, tanda bahaya,
keluarga Berencana dan pemberian ASI. Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam
setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan dianjurkan untuk menanyakan tentang
perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemas. Ibu dan bayi diberikan
kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi kesehatan
dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien
diberitahukan bawa ibu boleh minum dan makan ringan setiap waktu, bangun bila
mau kencing dan sebagainya. Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia
diberikan pendidikan kesehatan, bidan diperkenankan untuk memberikan pendidikan
kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai kemampuan ibu. Pendidikan
kesehatan yang diberikan misalnya setelah melahirkan ibu boleh makan seperti
biasa, setiap hari minum air putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui
dan perawatan payudara, gizi ibu nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan
memberikan promosi kesehatan pada ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa
nifas dengan baik dan normal.
III.
UPAYA
– UPAYA PROMOSI KESEHATAN PADA IBU NIFAS
Upaya Promosi
Kesehatan pada Ibu Nifas adalah suatu usaha promosi kesehatan yang diberikan
untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu selama 6 minggu atau 42 hari.
Upaya
– upaya promosi kesehatan pada ibu nifas :
1. Kebersihan
diri
Menjaga
kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka
jahitan maupun kulit.
a. Kebersihan
Alat Genatalia
Setelah melahirkan biasanya
perineum menjadi agak bengkak/ memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan
atau episiotomi.
Anjuran :
Menjaga kebersihan alat genetakia dengan
mencucinya menggunakan sabun dan air, kemudian daerah vulva sampai anus harus
kering sebelum memakai pembalut wanit. Setiap kali selesai buang air besar atau
kecil, pembalut diganti minimal 3 kali sehari.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
sebelum dan sesudah membersihkan daerah genetalia.
b. Pakaian
Sebaiknya pakaian yang
digunakan harus longgar, dalam keadaan kering dan juga terbuat dari bahan yang
mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi
keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil.
c. Kebersihan
Rambut
Setelah bayi lahir, ibu
biasanya akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon
sehingga rambut menjadi lebih tipis
dibandingkan keadaan normal. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih kembali
setelah beberapa bulan. Perawatan rambut perlu diperhatikan oleh ibu yaitu
mencuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang
lembut dan hindari penggunaan pengering rambut.
d. Kebersihan
Kulit
Setelah persalinan, ekstra
cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air
seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan
tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu – minggu pertama setelah melahirkan,
ibu akan merasa jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan lebih
sering mandi daN menjaga agar kulit tetap dalam keadaan kering.
2. Mobilisasi
Mobilisasi
sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya
luka ( jika ada luka). Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedini
mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. Ini berguna untuk
memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea).
Ambulasi
dini adalah kebijakan untuk secepat mungkin membimbing klienkeluar dari tempat
tidurnya dan membimbingnya berjalan. Dalam 24-48 jam post partum.
Keuntungan
ambulasi dini :
1. Klien
merasa lebih baik,lebih sehat dan lebih kuat.
2. Faal
usus dan kandung kencing lebih baik.
3. Dapat
lebih memungkinkan dalam mengajari ibu untuk merawat atau memelihara
anaknya,memandikan selama ibu masih dalam perawatan.
3. Buang
Air Kecil ( BAK )
Pengeluaran
air seni (urin) akan meningkat pada 24 – 48 jam pertama sampai sekitar hari ke
– 5 setelah melahirkan. Ini terjadi karena volume darah ekstra yang dibutuhkan
waktu hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan.
Anjuran
:
Ibu perlu belajar berkemih secara spontan
setelah melahirkan.
Tidak menahan BAK ketika ada rasa sakit pada
jahitan, karena akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni. Akibatnya akan timbul gangguan pada kontraksi
rahim sehingga pengeluaran lochea tidak lancar.
4. Buang
Air Besar ( BAB )
Sulit
BAB (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan
terbuka, atau karena adanya haemorroid.
Anjuran
:
Mobilisasi dini
Konsumsi makanan yang tinggi serat dan cukup
minum
Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bisa BAB,
ibu bisa menggunakan pencahar berbentuk suppositoria ( pil yang dibuat dari
bahan yang mudah mencair dan mengandung obat – obat untukdimasukkan ke dalam
liang anus). Ini penting untuk menghindari gangguan pada kontraksi uterus yang
dapat menghambat pengeluaran lochea.
5. Istirahat
Anjurkan untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan, usahakan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi
sedang tidur.
Meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu
merasa lelah.
Putarkan dan dengarkan lagu – lagu klasik
pada saat ibu dan bayi istirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah.
6. Latihan
Fisik / Senam Nifas
Senam
nifas dilakukan untuk mempelancar sirkulasi darah dan membantu memperkuat tonus
otot jalan lahir dan dasar panggul.
Ajari ibu tehnik – tehnik senam nifas dan
juga latihan memperkuat tonus – tonus otot vagina ( latihan kegel ).
Anjurkan melakukan latihan/senam nifas setiap
hari.
7. Nutrisi
Anjurkan makanan dengan menu seimbang,
bergizi untuk mandapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, memperoleh
tambahan 500 kalori setiap hari, berguna untuk produksi ASI dan mengembalikan
tenaga setelah persalinan. Tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung alkohol.
Minum air minimal 2 liter setiap hari.
Tablet zat besi minimal diminum 40 hari pasca
persalinan.
8. Perawatan
Payudara
Perawatan
payudara dilakukan secara rutin agar tidak terjadi pembengkakan akibat
bendungan ASI.
Ajarkan untuk menjaga kebersihan payudara
terutama putting susu.
Ajarkan tehnik – tehnik perawatan apabila
terjadi gangguan pada payudara, seperti putting susu lecet dan pembengkakan
payudara.
Menggunakan BH yang menyokong Payudara.
9. Menyusui
Anjurkan tehnik menyusui yang benar.
Berikan ASI kepada bayi sesering mungkin (
sesuai kebutuhan ) tanpa memakai jadwal.
10. Lingkungan
Hidup
Bersosialisasi dengan lingkungan hidup
disekitar ibu.
Ciptakan suasana yang tenang dan harmonis
dengan keluarga.
Cegah timbulnya pertentangan dalam hubungan
keluarga yang menimbulkan perasaan kurang menyenangkan dan kurang bahagia.
Berintegrasi dan saling mendukung dengan
pasangan dalam merawat dan mengasuh bayi.
11. Penyesuaian
Seksual
Setelah
persalinan pada masa ini ibu menghadapi peran baru sebagai orang tua sehingga
sering melupakan perannya sebagai pasangan. Namun segera setelah ibu merasa
percaya diri dengan peran barunya dia akan menemukan waktu dan melihat
sekelilingnya serta menyadari bahwa ia sudah kehilangan aspek lain dalam
kehidupannyayang juga penting. Oleh karena itu memahami perubahan yang terjadi
dalam diri istri sehingga tidak punya perasaan diabaikan.
Anjuran
:
Secara fisik, aman untuk memulai hubungan
suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua
jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu ibu merasa aman untuk memulai
melakukan hubungan suami iastri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sapai waktu tertentu setelah 40 hari atau 6 minggu pasca
persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
Kerjasama dengan pasangan dalam merawat dan
memberikan kasih sayang kepada bayinya sangat dianjurkan
12. Keluarga
Berencana
Setiap pasanga harus menentukan sendiri
kapan, bagaimana merencanakan keluarganya.
Bidan membantu merencanakan keluarga dengan
mengajarkan tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Sebelum menggunakan metode KB jelaskan
terlebih dahulu jenis – jenis KB dan kelebihan serta keuntungan, efek samping
dan cara menggunakan.
13. Tanda
– Tanda Bahaya Masa Nifas
Ada
beberapa komplikasi atau penyakit yang mungkin terjadi pada masa nifas. Kondisi
ini perlu mendapat perhatian secara khusus karena membawa kondisi yang buruk
bagi kesehatan. Berikut ini atau komplikasi yang mingkin terjadi dalam masa
nifas yang harus diketahui oleh para ibu antara lain :
Demam
Jika suhu tubuh lebih dari
380C selama 2 hari berturut – turut menandakan adanya infeksi.
Peradangan payudara
Bendungan ASI akan
menyebabkan demam pada hari ketiga sampai keempat, payudara akan terasa keras
dan sakit bila tertekan, payudara merah mengkilap terasa panas, dan kadang –
kadang menggigil, terasa nyeri, teraba adanya benjolan keras serta mengandung
cairan nanah.
Penciutan kandungan yang tidak normal (
SubInvolusi )
Infeksi Kandung Kemih ( Cystitis )
HIS Pengiring ( rasa sakit susulan )
Pendarahan nifas
Infeksi luka jahitan
Pembendung darah ( Haematom )
IV.
PROMOSI
KESEHATAN pada IBU NIFAS
1. Anjurkan
kebersihan seluruh tubuh
2. Mengajarkan
ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
3. Nasihatkan
kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
4. Sarankan
ibu untuk ganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
5. Jika
ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.
6. Anjurkan
ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
7. Sarankan
ia untuk kembali ke kegiatan – kegiatan rumah tangga secara perlahan – lahan,
serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
8. Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
Memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak darah.
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri.
9. Latihan
pentingnya otot – otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan lebih merasa
lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi
rasa sakit pada punggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar