sSi MeMbLe

sSi MeMbLe
ImPiAn mEnJaDi bIdAn iDaMaN

Kamis, 13 Oktober 2011


HORMON YANG BERHUBUNGAN DENGAN
GAMETOGENESIS DAN FUNGSI REPRODUKSI

PENGERTIAN HORMON
Adalah senyawa yang merangsang molekul yang dihasilkan oleh jaringan tertentu, yang dikeluarkan langsung ke darah ( sebagai pembawa dan secara khusus mengubah kegiatan suatu jaringan tertentu yang menerimanya).
            Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang dialirkan ke dalam peredaran dan mempengaruhi organ tertentu (organ target).

HORMON YANG BERHUBUNGAN DENGAN GAMETOGENESIS DAN FUNGSI REPRODUKSI
Hormon pada Hipofisis terdapat 2 lobus anterior dan posterior, lobus anterior mensekresi hormon Gonadotropin yang terdiri atas :
1.      FSH ( Folikel Stimulating Hormon )
a.      Dihasilkan oleh sel –sel basofilik ( afinitas terhadap basa )
b.      Mempengaruhi ovarium yang berkembeng dan berfungsi saat pubertas
c.       folikel primer yang mengandung oosit primer, oleh FSH dikembangkan dari keadaan yang padat menjadi folikel yang vasikule.
d.      Selanjutnya folikel tersebut mengeksresi hormon estrogen.
2.      LH ( Luteizing Hormon )
a.      Dihasilkan oleh sel – sel asidofik ( afinitas terhadap asam )
b.      Bersama FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur serta merangsang terjadinya ovulasi.
c.       Folikel yang telah terlepas ovum selama ovulasi tersebut korpus rubrum menjadi korpus luteum.
Hormon pada ovarium terdiri dari estrogen dan progesteron. Estrogen terutama meningkatkan proliferasi dan pertumbuhan sel – sel spesifik pada tubuh dan tanggung jawab pada perkembangan sifat seksual sekunder wanita. Sebaliknya progesteron hampir seluruhnya berkaitan dengan persiapan akhir uterus untuk kehamilan dan kelenjar mammae untuk laktasi.
1.      Estrogen ( hormon ini dihasilkan oleh Teka Internus Folikel )
a.      Pada fase pubertas mempengaruhi perkembangan tuba dan kelenjar mammae, serta perkembangan seks sekunder wanita.
b.      Pada fase proliferasi lapisan endometrium berkembang lebih tebal lebih banyak kelenjar – kelenjar, pembuluh darah arteri dan vena.
c.       Efek estrogen :
- Pertumbuhan uterus, vagina, tub falopii, labia myora dan labia minora menyerupai dewasa.
- Pembentukan epitel vaginadari tipe kuboid menjadi epitel bertingkat yang lebih tahan terhadap infeksi dan trauma.
- Kelenjar berproliferasi untuk memberikan nutrisi kepada ovum dan uterus.
- Pembuluh darah dan epitel bersilia yang mengelilingi tuba falopii bertambah banyak, bergerak kearah uterus untuk mendorong ovum
- Petumbuhan jaringan stroma, perkembangan system duktus dan penambahan deposit lemak payudara meningkat.
- Aktivitas osteoblast meningkat pada tulang rangka, sehingga laju pertumbuhan waktu pubertas meningkat beberapa tahun, pada wanita lebih cepat berhenti.
- Merangsang proliferasi sel granulose dan pematangan folikel
- Pematangan telur
- Meningkatkan transport sperma dengan merangsang kontraksi uterus ke arah atas dan kontraksi tuba falopii.
- Merangsang pertumbuhan endometrium dan miometrium
- Merangsang sintesis resptor progesterone di endometrium dan reseptor oksitosin di miometrium pada kehamilan.
- Mengontrol sekresi GnRH dan gonadotropin
- Menghambat aksi prolaktin terhadap sekresi ASI selama kehamilan.
- Protein total tubuh meningkat, terjadi keseimbangan nitrogen tubuh
- Deposisi lemak pada subkutan, payudara dan bokong
- Kulit jadi lembut dan halus akibat peningkatan androgen adrenal, jumlah keringat meningkat sehingga timbul jerawat.
d.      Fungsi Estrogen :
- Merangsang sekretorik pada endometrium selama setengah akhir siklus seksual wanita dan menyiapkan lingkungan yang baik untuk memberi makan embrio / fetus yang tumbuh.
- Merangsang pembentukan mucus serviks yang kental
- Menghambat sekresi GnRH dan gonadotropin
- Merangsang perkembangan alveolus dan lobuler kelenjar mamae.
- Pada tuba falopii meningkatkan sekresi untuk nutrisi dari ovum yang dibuahi
- Menghambat aksi prolaktin terhadap pengeluaran ASI selama kehamilan.
- Menghambat kontraksi uterus selama kehamilan
- Metabolism protein yang dialirkan ke janin.
2.      Progesteron ( hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum )
a.      Pada fase sekresi mempersiapkan endometrium mencapai optimal. Kelenjar – kelenjar mensekresi zat –zat yang berguna untuk makanan da untuk proteksi terhadap embrio yang akan berimplantasi.
b.      Pembuluh darah lebih panjang dan lebar.
Hormon plasenta
            Selama kehamilan, plasenta pada mamalia berfungsi sebagai organ endokrin. Plasenta tidak lagi tergantung pada hormon – hormon ibu tetapi sudah berdikari. Setelah bulan kedua kehamilan fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta.
            Estriol adalah estrogen plasenta yang menumbuhkan uterus dan merangsang kontraksi otot polos.
            Pregnandiol adalah progesteron plasenta, berkembangnya sel – sel otot uterus menghambat kontraksi.
            Kedua hormon ini bertambah terus selama kehamilan dan mencapai maksimim beberapa hari sebelum melahirkan.
            Human Chorionic somatomamotropin (hcs) atau laktogen plasenta, merangsang enzim pembentukan ASI, mengurangi utilisasi glukosa ibu, sehingga lebih banyak glukosa yang digunakan janin.
            Relaksin, melepaskan serviks dan ligament uterus pada saat melahirkan.

Kontrol hormon terhadap siklus reproduksi
            Hormon yang mempengaruhi produksi sistem reproduksi, berpengaruh terhadap hipofisis sebagai suatu mekanisme kontrol hormonal (mekanisme umpan balik ).
Siklus Ovarium
1.      FSH mempengaruhi folikel yang masih berkembang, folikel yang vesikuler membesar dan mensekresi estrogen.
2.      Bertambahnya estrogen menstimulasi FSH dan Hipofisis
3.      FSH yang maksimal akan diikuti  oleh meningkatnya LH yang menyebabkan folikel akan pecah.
4.      LH akan mengubah korpus rubru menjadi korpus luteum yang menstimulasi korpus luteum untuk mensekresi progesteron.
5.      Baik estrogen dan progesteron berfungsi menghabisis FSH di Hipofisis.
6.      Dengan represi yang kuat FSH akan berkurang yang diikuti meningkatnya LH sehingga merangsang korpus luteum untuk berfungsi.
7.      Dengan menurunnya FSH lama – kelamaan fungsi korpus luteum yang akan menurun, estrogen dan progesteron pada akhirnya akan menurun.
8.      Keadaan yang rendah berarti resepsi hipofisis berkurang. FSH akan aktif pada siklus berikutnya.
Siklus Uterus
            Siklus uterus dipengaruhi oleh hormon ovarium. Estrogen menyebabkan stadium proliferasi. Progesteron bekaitan dengan stadium sekresi. Apabila terjadi kehamilan korpus luteum akan mengecil dan menghilang dan siklus uterus akan berulang kembali.
            Pada kehamilan, korpus luteum akan tetap dipertahankan karena pengaruh HCG untuk sementara waktu, yang demikian diambil alih oleh plasenta. Pada hewan primata, siklus uterus ini diikuti oleh perdarahan pervaginam yang disebut menstruasi.
            Pada siklus anovulasi, endometrium tidak terlalu tebal sehingga perdarahan tidak banyak. Pada siklus ovulasi, endometrium berkembang akibat pengaruh estrogen yang dilanjutkan menjadi stadium sekresi akibat pengaruh progesteron.
            Setelah korpus luteum mengecil, progesteron yang berkurang dan endometrium yang cukup tebal ini terlepas dengan diikuti perdarahan yang banyak.
Siklus Vagina
            Pertumbuhan epitel vagina sangat dipengaruhi oleh estrogen, meningginya estrogen menyebabkan terjadinya proliferasi epitel.
Silus Mammae
Sebelum pubertas, kelenjar mammae rudimenter, saluran kelenjarnya sangat pendek dan sedikit cabang  . pada pubertas, estrogen meningkat di dalam darah , menstimulasi putting susu menjadi baesar, saluran kelenjar membesar dan bercabang – cabang.
Pada kehamilan, pertumbuhan kelenjar mammae sedemikian rupa, ujung saluran membesar dan menghasilkan sekresi berupa ASI akibat pengaruh hormon prolaktin yaitu hormon yang dihasilkan hipofise anterior

SIKLUS MENSTRUASI
1.      Fase Menstruasi
a.      fase ini lamanya 3 – 5 hari.
b.      Hari pertamanya permukssn dsri siklus menstruasi yaitu terlepasnya lapisan fungsional dari endometrium bersama eritrosit , leukosit, kelenjar, kuman dan atau tanpa sel telur yang keluar dari vagina secara spontan.
2.      Fase Proliferasi
a.      Fase inin lamanya kurang lebih 9 hari ( dari hari ke- 5 sampai 14 )
b.      Endometrium mulai terjadi regenerasi epitel
c.       Jumlah sel – sel jaringan bertambah.
3.      Fase Sekresi / Luteum
a.      Fase ini berlangsung pada hari ke- 14 sampai 28.
b.      Progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum menginduksi kelenjar – kelenjar endometrium menjadi lebih lebar, berkelok – kelok dan membuat sekret disamping jaringan ikat endometriumnya sendiri membengkak.
4.      Fase Askemik
a.      Fase ini berlangsung dari hari 27 – 29
b.      Bila sel ini tidak dibuahi , korpus luteum akan mengalami degenerasi, reproduksi progesteron menurun akibatnya terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah endometrium, lapisan endometrium mengerut dan pucat.
c.       Dari fase Iskemik ini selanjutnya diikuti oleh fase menstruasi lagi.
d.      FSH ini dihasilkan oleh kelenjar hipofise menginduksi ovarium dan folikel yang lebih muda akan berkembang. Dengan demikian terjadi siklus ovarium, ketika  pada folikel – folikel ini dihasilkan hormon estrogen.
e.       Estrogen merangsang pertumbuhan regenerasi dan endometrium.
f.       Bila tidak terjadi kehamilan maka siklus – siklus ini berlangsung terus – menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar